Kamis, 09 Mei 2013

Tentang Cinta

Pada suatu hari, Tuhan.. Tolong ijinkan kami bercerita tentang cinta. Walaupun kami sungguh tak banyak mengerti apa-apa.

Mungkin cinta ada pada ramahnya seorang sahabat, pemurahnya sepasang tangan dan hangatnya sebuah hati. Maka musim semi akan indah sekali. Bunga-bunga tak hanya bermekaran di taman, tapi juga di jantung kami, memenuhi segenap aliran darah kami. Bahkan mungkin udara yang kami hirup adalah bunga itu. Sehingga paru-paru kami sesak karena bahagia yang tak terperi.

Mungkin juga, cinta ada pada mata yang redup, hati yang resah dan langkah yang semakin gontai. Bukankah pada angin kemarau yang meniupkan ngilu juga mengantarkan cinta? Meluruhlah segenap embun dibawanya. Pohon-pohon yang tadinya rimbun menghijau, menyerahkan daun-daun di ranting yang lesu. Semuanya seperti akan padam, surut dan kusut. Sengat matahari, sungai mengering, tanah retak. Semua tetap lirih memanggilMu dengan suara yang tak pernah sampai kepada telinga.

Pada suatu hari, Tuhan.. ijinkan kami berkisah tentang cinta. Yang kami lihat, cinta adalah air yang tak lelah mengalir dari hulu ke hilir, menempuh perjalanannya ke angkasa, tersuruk-suruk di tetanah dan pepasir. Cinta juga musim. Bergilir dari dingin yang membuat kami menggigil, semi yang semarak, panas yang terik dan gugur yang meredup. Tapi sungguh, kami masih tak banyak mengerti apa-apa tentang cinta. Kami hanya mengerti bahwa jika lentera kami padam, Kau yang menyalakannya kembali.

Pada suatu hari ijinkan kami benar-benar mengerti.


Jalan*


Berjalan pada lintasan yang tak pernah besinggungan, bukan berarti tak pernah ada pertemuan. Tuhanlah yang membuatnya memulai, bertemu kemudian melangkah bersama.

Sulit dimengerti. Tapi inilah masa depan yang tidak bisa kita baca dari manapun. Bahkan dari jarak sedetik sebelumnya. Tuhan memang senantiasa memberikan kita bingkisan yang tertutup rapat, dalam penjagaan para malaikat yang senantiasa taat. Diliputi wewangian langit yang tidak pernah terendus siapapun. Nun jauh di sana, namun menyatu ketika saatnya tiba.

Jika suatu saat menemukan seseorangyang datang kemudian kau bersedia menyambut, mungkin itulah waktu bagimu untuk menempuhnya. Melangkah bersama, merasakan rasa saling, merangkai cita-cita dalam rumah yang teduh, membekali generasi baru dengan kehangatan kasih, menebar kebaikan bagi segala yang kalian temui nanti. Hari-hari itu akan sangat mendebarkan setiap detiknya, bagi hatimu yang telah lama mengimani janji Tuhan;“Bukankah kebiakan akan berbalas kebaikan?

Akan ada waktunya juga kalian harus berjalan menanjak, menghalau duri-duri tajam, atau membuktikan wujud cinta yang sesungguhnya; menyublim dalam ketiadaan. Kalau pun terengah-engah, kalian pasti tidak akan lelah. Air mata, keringat dan darah yang tercecer tidak akan pernahsia-sia. Masih ada tangan dan wajah yang terus menengadah, mengharap Cinta terindah.

Jalan itulah yang akan kau tempuh.Seseorang di persimpangan merengkuh dan menyalakan lampu-lampu yang akan terus menyala, ketika kau menyambutnya.


Semarang, 7 April2013


*sebuah kado pernikahan untuk saudara perempuan saya.